Kado untukmu.. 13
“Mengenalmu, adalah kebahagiaan untukku. Tapi melepaskanmu, adalah
kepedihan untukku.”
Tidak
selamanya takdir sejalan dengan harapan.
Ada saatnya, kita harus menerima
takdir yang menimpa kita, walaupun takdir itu menyakitkan bagi kita. Aku tau
dan aku yakin.. setiap takdir yang turun kepadaku adalah keputusan Allah.. dan setiap keputusan
yang Allah berikan, pastilah yang terbaik untukku.
Aku
bersyukur kepada Allah karna telah
mempertemukan aku dengan ‘dia’. Cukup lama, sekitar 1 tahun aku bersamanya,
walaupun diselingi ‘putus-nyambung’. Aku
sangat bersyukur, karna dengan bertemu dengan dia, aku bias merasakan
kebahagiaan yang luar biasa. Aku menyayanginya, lebih daripada aku menyayangi
diriku sendiri. Tidak peduli betapa seringnya aku mengeluarkan airmata
karenanya. Yang jelas.. aku menyayanginya.. aku mencintanya.
Andaikan
aku masih bias berkata ‘Aku sayang kamu’ seperti dulu. Andai.. andai.. andai..
ohh,kapankah kata ‘andai’ itu berubah menjadi kenyataan? Jika aku masih bias untuk mengatakannya, aku akan
mengatakannya. Tapi sekarang sudah tidak bias. Semuanya sudah terlambat. Bukan
‘terlambat’, tapi ‘tidak pantas’. Ya, tidak pantas. Memangnya aku ini siapa
sampai-sampai berkata seperti itu kepadanya. Aku bukan siapa-siapa. Aku hanyalah
masalalu nya. Lagipula, untuk apa aku mengatakan itu kepadanya? Toh dia belum
tentu menginginkan kata-kata itu dariku.
Jadi, cukup aku yang memendam perasaan ini.. memendam sakit ini.
Sudah
hamper satu bulandia meninggalkanku. Meninggalkan ku sendirian. Diluka yang
sama, disaat yang sama seperti dulu. Dia pergi lagi, mengingkari janjinya. Dia
pergi lagi, dan mungkin takkan kembali lagi kepadaku. Dia pergi lagi, membuatku
luka untuk yang kesekian kalinya. Mungkin memang benar, jika kita sudah
benar-benar menyayangi seseorang, maka kita akan terus menyayanginya walaupun
dia sering menyakiti kita. Mungkin aku terlihat sangat bodoh kalau masih
menyayanginya padahal dia telah menyakitiku. Tapi ternyata, aku bukan bodoh..
karna memang begitulah cinta. Sejahat apapun
orang yang kita sayangki kepada kita, jika kita benar-benar menyayanginya maka
rasa itu tidak akan pudar.
Cinta
itu indah, tapi cinta itu rumit. Cinta itu menyejukkan, tapi cinta itu juga
bias berubah menjadi menyesakkan. Kita pasti selalu berusaha menjadi yang
terbaik di mata orang yang kita cintai. Tapi erkadang, orang yang kita cintai
memandang sebelah mata terhadap usaha yang sudah kita lakukan. Dia tidak pernah
tau bagaimana usaha kita untuk jadi yang terbaik di mata nya. Dia tidak pernah
tau bagaimana sulitnya kita merubah sifat jelek kia menjadi sifat baik hanya
untuk menjadi seseorang yang berarti dimatanya.
Dan
itulah yang aku rasakan. Entah ini hanya perasaanku saja ataukah ini memang
nyata. Aku merasa usahaku selama ini untuk jadi yang terbaik untuknya itu
sia-sia. Mungkin, tak ada satupun usaha yang benar-benar terihat dimatanya. Aku
merasa tidak dihargai, karna sudah disakiti untuk kesekian kalinya.
Aku
benci dia. Ya, aku benci dia. Mulutku selalu berkata seperti itu. Tapi
bagaimana dengan hatiku? Apakah hatiku juga membencinya? Ternyata tidak.
Disudut relung hatiku yang membisu, aku merindukannya.
Apakah
aku masih mau untuk jadi pacarnya lagi? Padahal dia sudah sering mencampakkanku
untuk kesekian kalinya.. apakah masih pantas jika aku menerimanya lagi?
Entahlah.. hanya Allah yang tau. Jika Allah mengizinkan aku untuk bersamanya,
aku akan menerimanya. Tapi jika tidak, Allah tau apa yang terbaik untuk aku dan
dia.
FLASHBACK….
Setahun
lebih yang lalu. Kira-kira di awal tahun 2012. Aku tidak menyangka kalau aku
dipertemukan oleh ‘dia’. Kita sebut saja dia ‘pangeran mungil’. Pangeran mungil
dating kehatiku dengan tiba-tiba. Tanpa paksaan dan tanpa alas an apapun.
Kehadirannya
termasuk anugerah bagiku. Perlahan tapi pasti,
ia berhasil menghapus luka masalalu. Perlahan tapi pasti, ia menuntunku
ke lembaran kisah cinta yang berikutnya.
Aku
senang, ya aku senang. Aku senang dan aku lega karna berkat pangeran mungil,
airmataku tidak jatuh lagi ketika harus mengenang masalalu. Aku senang, karna
kini hariku dpenuhi dengan candaan dari pangeran mungil. Aku tidak pernah
merasa kesepian. Aku tidak pernah merasa
hampa. Walaupun terkadang kisah kita diiringi oleh airmata, itu tidak menjadi
masalah bagiku. Karna dengan bersamanya, semua rasa sakitku hilang. Hanya
dengan melihat senyumnya, aku merasa kuat. Semua terasa indah dan mudah jika
dilalui dengannya.
Siapa
sangka kalau kisah aku dan dia tidak pernah mulus. Selalu diiringi oleh
putus-nyambung. Selalu saja ada rintangan yang merusak keindahan ini. Kini, aku
sudah 3 kali putus-nyambung dengan dia. Dan ternyata, dia mengulangi kesalahan
untuk kesekian kalinya lagi. Mungkin kali ini aku tidak akan balikan lagi
dengan dia.
Dia
yang mengakhirinya. Dia yang mencoba pergi dariku. Dia membuanlagi. Membuangku
untuk kesekian kalinya. Kenapa dia memilih pergi dariku padahal selama ini aku
selalu mencoba untuk jadi yang terbaik baginya?
Kadang,
takdir memang tidak adil. Ingin selalu bersamanya.. ingin selalu menjalani
kisah dengannya.. mengukir setiap kenangan indah bersamanya. Namun, apa daya
kita jika dia sudah tidak ingin ada kita lagi dikehidupannya? Mencegah. Ya,
mencegah. Mungkin, kata ‘mencegah’ itu terlihat mudah. Tapi sungguh.. itu sangat sulit. Aku sudah berusaha untuk
mencegah agar dia tidak mengakhiri hubungan ini.. aku kira dg cara mencegah dan
merayu dia maka itu akan berhasil. Tapi ternyata aku salah. Aku sudah mencoba
segala cara agar bias membahagiakan dia. Agar dia bias kembali seperti dulu
lagi. Agar hubungan kita bias bak-baik saja seperti dulu. Tapi ternyata aku
tidak bias. Semua usahaku terlihat sia-sia dimatanya. Aku mencoba agar bias
merebut hatinya seperti dulu.. seperti sejak awal pertemuan kita. Tapi aku
tidak bisa..aku tidak bias mrebut hatinya seperti dulu lagi.. karna dia sudah
tidak menginginkan aku lagi.
Dia
pernah berkata:”ibarat batu disungai yang lama kelamaan akan habis terkikis
oleh air. Seperti itulah perasaanku.. blablablabla”
Jahat.
Iya, jahat. Rasanya enteng sekali dia berbbicara seperti itu. Dia tidak
memikirkan bagaimana perasaan aku. Bagaimana sesaknya aku waktu itu. Sakit.
Iya, sakit. Kutahan airmataku agar tidak keluar. Tapi tidak bias. Mataku terasa
sangat panas. Butiran-butiran airmata menyeruak ingin keluar dari mataku.
Dadaku sesak. Namun apa yang bias aku lakukan? Aku hanya bias mencegah. Aku
bertekad untuk bertahan. Walaupun aku tau, dia sudah tidak menginginkan aku
lagi.
Hari-hari
berikutnya menjad lebih berat. Dia berubah. Dia cuek. Sms-an dengan dia pun
terasa hambar. Tapi aku tetap mencoba untuk mencairkan suasana. Aku tetap
mencoba ceria dihadapannya. Aku tetap bersika seolah-olah aku bak-baik saja.
Padahal, setiap kali dia cuek/berubah, aku merasa sangat tersiksa. Tapi
biarlah.. cukup aku yang merasakan.
Selama
dia berubah, aku jg ikut berubah. Tetapi perubahan aku dan dia berbeda. Kalau
dia, berubah menjadi cuek. Tetapi kalau aku, berubah untuk berusaha jadi yang
terbaik dihadapannya. Aku emncoba untuk tetap setia disisinya ketika dia bosan
kepadaku. Ak berusaha mengajaknya beranda setiap dia jenuh. Aku berusaha
bersabar ketika dia marah. Aku berusaha untuk mengalah jika dia keras kepala.
Aku berusaha untuk tidak marah ketika dia melakukan sesuatu yang tidak aku
suka. Aku berusaha menuruti setiap kemauannya (kecuali ptus). Aku berusaha
untuk jadi yang terbaik dimatanya. Aku berusaha untuk merebut hatinya seperti
dulu. Agar hubungan aku dan dia bias kembali seperti dulu lagi.
Ternyata
memag benar.. tidak ada gunanya mempertahankan suatu hubungan jika yang mencoba
bertahan hanya satu orang.
Hari
itu, tanggal 19 juni, dia aneh. Saat pagi, kita masih bertemu disekolah. Masih
saling bercanda, masih saling ngobrol, malah dia masih menggenggam tanganku.
Tapi malam harinya, dia tidak membalas smsku. Aku telfon berkali-kali,nomornya
tidak aktif. Oh, mungkin hp nya low.. pikirku. Aku tetap menunggu smsnya sampai
keesokan harinya. Tapi tetap tidak ada sms.. setelah aku coba untuk menelepon
lagi, ternyata nomornya aktif. Oh, mungkin dia lupa menaruh hp. Ternyata benar
perkiraanku. Dia bilang kalau dia lupa naruh hp. Tp kemudian dia tidak sms aku
lagi. Aku kesal. Aku telfon, tapi gadiangkat-angkat. Logikanya, kalau pulsanya
habis kan dia bisa ngangkat telfon dr aku. Tapi ini tidak. Masa iya sih dia
lupa naro hp lagi? Entahlah.. aku mulai kesal. Akhirnya, aku meluapkan rsa
kesalku. Aku mengiirm sms yang.. hmmm.. mungkin sangat kasar. Sampai akhirnya
dia membalas smku dan kemudian mengakhiri hubungan ini. Aku mencoba mencegah,
tapi tidak bisa. Aku malah dibentak.. dia tetap memaksa untuk putus.
Yasudahlah.. aku akan menuruti kemauannya. Walapun kita putus Cuma karna hal
sepele.
Pangeran
mungil.. aku minta maaf karna telah bekata kasar kepadamu. Jujur, waktu itu aku
sangat kesal. Terlebih lagi, aku sedang pms. Aku harap kamu bisa memakluminya..
maaf pangeran mungil.. sungguh, aku menyesal.
Kadang
aku bingung kepadamu,pangeran mungil.. waktu kamu membentak dan marah kepadaku,
aku tidak pernah berkata putus. Tapi kenapa giliran aku yang marah, kamu
langsung minta putus? Tidak adil..
Aku
minta maaf kalau selama ini aku tidak bisa membahagiakanmu sepenuhnya. Mungkin
aku lebih sering membatmu kesal dan jengkel kepadaku. Tapi percayalah, selama ini aku selalu mencoba
jadi yang terbaik untukmu. Mungkin aku Cuma tidak bisa memahami bagaimana cara
untuk menunjukkan maksudku. Pangeran mungil.. aku hanya ingin jadi yang erbaik
untukmu.
Tanggal
13 juli.. hari ulangtahun kamu dan hari failed anniv kita.. selamat ulang tahun
pangeran mungil.. aku selalu mendoakan yang terbak untukmu J mungkin sekarang saat
untuk aku melepaskanmu. Aku tidak akan melupakanmu. Aku hanya ingin belajar
bagaimana mengikhlaskan seseorang yang kita saying agar bisa bahagia walaupun
tanpa kita. Sungguh.. berat untuk melepaskanmu. Tapi ku kira, inilah yang terbaik
untuk kita.
Kamu
sudah mengakhiri semuanya. Mengakhiri kisah kita. Kamu sudah meninggalkanku.
Mungkin sekarang giliran aku untuk pergi.. aku akan melepaskanmu. Karna kamu
pasti akan lebih bahagia jika tanpa aku.
Pangeran
mungil.. sungguh, aku tidak pernah menyesal kalau kamu sering membuatku
menangis. Aku tidak pernah menyesal untuk mengenalmu. Aku tidak pernah menyesal
atas setiap luka yang kamu ukir dihat ini. Karna memang itulah cinta.. walaupun
sering diiringi oleh airmata, tapi kebahagiaan dalam cinta itulah yang mampu
untuk menghapusnya.
Jika
memang kamu menginginkan aku untuk pergi, aku akan pergi. Aku akan mengalah
demi kebahagiaan kamu. Tapi percayalah, aku tidak akan melupakanmu.. aku akan
selalu mengenangmu. Aku saying kamu </3
Kini,
aku akan membuka lembaran baru. Biarlah lembaranku dengan pangeran mungil
kusimpan dihatiku. Biarlah kenangan ini menjadi kenangan tersendiri untuk aku
dan dia. Aku percaya.. Allah selalu tau apa yang terbaik untukku. Dan aku
percaya.. setiap perpisahan adalah awal mula untuk memulai sesuatu yang baru.
Biarlah pangeran mungil tersimpan rapat-rapat dihatiku. Biarkanlah kenangan ini
kubingka dihatiku sebagai kenangan terindah. Perjalananku masih panjang.. aku
tidak boleh bertumpu disatu titik. Aku harus terus melangkah. Karna aku yakin..
suatu saat nanti.. entah kapan saat itu akan tiba.. akan ada pangeran lain yang
dating kehatku dan memberikan warna baru dihidupku..
-the end-